25 Oktober 2019

ANWAR PUTRA BAYU DAN TOTON DAI PERMANA AKAN MENGHADIRI FESTIVAL SASTRA INTERNASIONAL GUNUNG BINTAN.


Dua penyair Indonesia asal Sumatera Selatan, Anwar Putra Bayu dan Toton Dai Permana akan menghadiri Festival Sastra Internasional Gunung Bintang, yang akan digelar 28 Oktober hingga 1 November mendatang di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kedua penyair ini dinyatakan lolos kurasi oleh penyelenggara festival bersama 263 penyair Indonesia dan Malaysia.

07 Desember 2017

Luka Kemanusiaan untuk Rohingya

Koalisi Masyarakat Puisi Palembang kembali akan menggebrak publik sastra Palembang dengan meluncurkan antologi puisi “Luka Kemanusiaan untuk Rohingya” yang diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Indonesia. Peluncuran buku disertai pembacaan puisi itu, akan diselenggarakan pada Minggu (10/12) ini di gedung DPRD Sumatera Selatan, lantai 3.

13 Agustus 2017

Hari Puisi Indonesia 2017 di Taman Budaya Palembang

Indonesia sekarang punya hari puisi Indonesia. Tahun 2017 ini, hari puisi Indonesia sudah memasuki tahun ke lima sejak di deklarasikan oleh 40 penyair Indonesia di Pekanbaru, Riau, pada 15 November 2012.  Dari deklarasi lima tahun lalu itu, setiap daerah di Indonesia di imbau untuk menyelenggarakan hari puisi Indonesia, baik itu secara besar-besaran maupun secara sederharna sekali pun.

20 Januari 2014

Sastrawan Remy Sylado Dukung Penarikan Buku 33 Tokoh Sastra

Bisnis.com, JAKARTA - Sastrawan senior Remy Sylado mendukung penarikan buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh yang tengah menjadi pembicaraan di kesusastraan Tanah Air.
Dia mengatakan metodologi pemilihan tokoh sastra dalam buku tersebut tidak berdasar dan tidak masuk akal. Dia curiga ada permainan uang dalam proyek buku tersebut.

08 Januari 2014

Kontroversi Denny JA Masuk 33 Tokoh Sastra Berpengaruh Ramai di Twitter

JAKARTA, KOMPAS.com — Masuknya nama Denny JA dalam daftar 33 tokoh sastra berpengaruh di Indonesia memicu kontroversi. Banyak yang berkomentar miring mempertanyakan hal tersebut melalui media sosial Twitter.
Hari ini, Selasa (7/1/2013), secara khusus Denny JA menulis rangkaian penjelasan di Twitter terkait kontroversi tersebut. Sebelumnya, ia bahkan menulis panjang lebar di forum onlineyang dikembangkannya mengenai terpilihnya dia menjadi salah satu tokoh sastra.

Mengutip artikel yang dilaporkan Antara, nama Denny JA masuk di buku terbaru yang diterbitkan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin pada Jumat (3/1/2014). Daftar tersebut disusun Tim 8 berdasarkan tokoh-tokoh sejak tahun 1900 hingga kini.
Anggota Tim 8 adalah Jamal D Rahman, Acep Zamzam Noor, Agus R Sarjono, Ahmad Gaus, Berthold Damshäuser, Joni Ariadinata, Maman S Mahayana, dan Nenden Lilis Aisyah.
Banyak tokoh yang terpilih yang memang sudah dikenal luas oleh publik sebagai "dewa sastra", seperti WS Rendra, Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, Chairil Anwar, Goenawan Mohammad, Sutan Takdir Alisjahbana, HB Jassin, dan Taufik Ismail.
Nama Denny JA sebagai tokoh sastra menjadi kontroversi karena selama ini kurang dikenal publik luas di dunia sastra dan lebih dikenal sebagai seorang konsultan politik.
Namun, tim juri menjelaskan Denny JA terpilih karena ia melahirkan genre baru dalam puisi Indonesia yang disebut genre puisi esai. Jenis puisi ini kini menjadi salah satu tren sastra mutakhir yang sudah direkam dalam kurang lebih sepuluh buku.
Janggal
Hal tersebut dianggap janggal oleh sebagian orang. Sejumlah komentar di Twitter pun mempertanyakan hal tersebut.
"Menunggu respons seniman/budayawan atas Award kepada Denny JA sbg 1 dr 33 seniman paling berpengaruh sejak tahun 1900. Sebagai sarjana sastra, saya bingung," tulis Akbar Faisal, politisi Partai Nasional Demokrat, dalam akunnya @akbarfaizal68.
"Setelah Denny JA dipilih sebagai tokoh sastra berpengaruh, Lingkaran Survei Indonesia saya kira bisa berganti nama: Lingkaran Sastra Indonesia," tulis Rusdi Mathari di akun @rusdirusdi
"Kalo Denny JA bisa masuk 33 tokoh sastra paling berpengaruh dalam 100 tahun terakhir, kenapa Enny Arrow dan Freddy S nggak?" tulis Ari Perdana pemilik akun @ari_ap.
Menjawab kontroversi tersebut, Denny JA melalui akun Twitter-nya, @DennyJA_World, mengaku tak pantas masuk dalam daftar tersebut, tetapi menghargai tim yang telah memilihnya. Kepada pihak yang tidak setuju, ia balik menantang untuk membuat riset tandingan yang dibukukan sebanyak 777 halaman itu.
Sumber: Kompas

Yang Membingungkan di Awal Tahun: 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh

Yang Membingungkan di Awal Tahun:
Rasanya saya sedang memasuki pekarangan bingung. Gara-garanya, sebuah buku. Judulnya megak, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh. Kalimat itu ditata dengan mengawinkan warna hitam dan merah: hitam pada 33 dan Indonesia, merah pada Tokoh Sastra dan Paling Berpengaruh. Makna hitam pada Indonesia pasti bukan perwakilan nasib sastra Indonesia yang “rada suram”, sebagaimana dikeluhkan oleh Jamal D. Rahman saat peluncuran buku ini. Dan, saya juga tak hendak bertanya kepada Asia Salsabila, perancang sampul dan isi, perkara mengapa 33 danIndonesia harus hitam sementara Tokoh Sastra dan Paling Berpengaruh dimerahkan. Paling alasannya agar menarik dan enak dipandang.